poltara.com
  • Kategori Berita
    • Agregator Berita
    • Politik Nasional
    • Politik Dunia
  • Analisis
    • Analisis Berita
    • Analisis Pro Kontra
  • Pemilu 2024
    • PILPRES 2024
   Masuk
poltara.com poltara.com
  
  • Pengaturan Akun
  • Masuk
  • Kategori Berita
  • Politik Nasional
  • Politik Dunia
  • Analisis Berita poltara
  • Analisis Pro Kontra poltara
  • Pilpres 2024 poltara

Surya Paloh Nonaktifkan Politisi NasDem, Efek 'Anies Antitesis Jokowi'?

Penulis: Kovaleps Hero
Tanggal Terbit: Jumat, 14 Oktober 2022
Surya Paloh Nonaktifkan Politisi NasDem, Efek 'Anies Antitesis Jokowi'?

Surya Paloh Nonaktifkan Politisi NasDem, Imbas Sebut Anies Antitesis Jokowi?./Instagram @suryapaloh.id

Belum lama ini terdapat pernyataan dari salah satu politisi Partai NasDem yang menyebutkan bahwa calon presiden (capres) Anies Baswedan adalah antitesis Presiden Jokowi. Hal tersebut menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem, Ahmad Ali, merupakan pernyataan yang tidak produktif.

Surya Paloh Nonaktifkan Politisi NasDem, Imbas Sebut Anies Antitesis Jokowi?

Hal tersebut menurut Waketum NasDem yang membuat Ketum Partai NasDem, Surya Paloh memutuskan untuk menonaktifkan Zulfan Lindan dari jabatannya, yakni Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera 1 yang meliputi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) DPP Partai NasDem.

"Ya kan memang terakhir itu (Anies antitesis Jokowi). Jadi beberapa kali pernyataan-pernyataan kemudian itu kita merapatkan itu," kata Ali [1].

Dalam hal ini, ia mengatakan bahwa telah mendengarkan beberapa pendapat kader lain soal kata tesa dan antitesa, hasilnya adalah kata tersebut menjelaskan dua orang yang berada pada kubu atau barisan yang berbeda.

"Kemudian mencoba masing-masing pendapat tentang kalimat tesa dan antitesa, artinya kalau si A kiri (lalu) si B kanan," katanya.

Dirinya mengatakan bahwa penggunaan kata yang digunakan Zulfan, tak sejalan dengan komitmen Partai NasDem yang ingin mengawal pemerintahan Presiden Jokowi hingga selesai pada 2024 dan mulai memikirkan strategi selanjutnya, yakni pembangunan pemerintahan usai 2024.

"Padahal di sisi lain, NasDem itu komit jaga pemerintahan sampai selesai dan memikirkan kelanjutan pembangunan yang sedang dilaksanakan ke depannya," tutur Ali.

Baca Juga Narasi Nasdrun Usai Deklarasi Anies Baswedan Capres 2024

Politisi Zulfan Lindan Diperingati Berkali-kali

Pada saat sebelumnya, Surya Paloh mengatakan bahwa NasDem telah memberikan peringatan kepada Zulfan Lindan yang beberapa kali menyampaikan pernyataan yang tidak produktif dan jauh dari semangat dan jati diri NasDem dalam media massa.

Peringatan keras tersebut berupa penonaktifan Zulfan dari kepengurusan DPP Partai NasDem dan melarang Zulfan untuk memberikan pernyataan dalam media massa dan media sosial atas nama fungsionaris Partai NasDem.

Diketahui bahwa Zulfan Lindan sebelumnya mengatakan bahwa NasDem telah mengkaji dengan pendekatan filsafat dialektika sebelum menetapkan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) dari Partai NasDem.

Baca Juga Anies Baswedan Diusung Capres 2024 oleh NasDem, Ada Potensi Reshuffle 3 Menteri

"Saya mau masuk alasan kenapa dipercepat (pengumuman Anies sebagai bakal capres), ini kan harus jelas dulu latar belakang. Jadi begini, ini sudah kita kaji dengan pendekatan filsafat dialektika, ini dengan pendekatan pendekatan filsafatnya Hegel," kata Zulfan.

Ia mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara Anies dengan Jokowi. "Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesa, tesis, berpikir dan kerja, tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kita mencari antitesa, antitesanya apa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies," kata Zulfan.

Dirinya juga berbicara soal kemampuan Anies dalam berpikir dan berkonsep, sehingga diaplikasikan dalam kebijakan. Ia juga menilai bahwa tokoh yang memiliki elektabilitas bagus seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, hampir sama dengan Jokowi.

"Apa artinya, dia berpikir secara konseptual kemudian itu dirumuskan dalam policy-policy. Nah kita mengharapkan dari dua ini, dari Jokowi ini, dari Anies ini sintesanya akan lebih dahsyat lagi nanti 2029, jadi harus ini karena kalau memang misalnya Ganjar, dari tesa ke tesa, enggak ada antitesa. Prabowo dari tesa ke tesa, enggak ada antitesa. (Puan) Mirip-mirip," ujarnya.


Anies Anies Baswedan Zulfan Lindan Zulfan NasDem Surya Paloh Ahmad Ali Anies antitesis Jokowi Jokowi Puan Prabowo Subianto Ganjar Pranowo

Bagikan:

 Berita Terbaru

  PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
  Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
  Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
  PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
  Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
  Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
  PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
  PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
  Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
Berlangganan Gratis

Jadilah yang paling ter up to date. Daftar dan dapatkan langganan gratis berita, data, dan insight politik terkini dari kami.

 

Anda dapat berhenti berlangganan kapanpun
Surya Paloh Nonaktifkan Politisi NasDem, Efek 'Anies Antitesis Jokowi'?
Poltara Indonesia
Kworks Indonesia - Wisma Korindo Lantai 6 - Jalan MT. Haryono Kav. 62 Pancoran - Jakarta Selatan. 12780
(022) 2010606
insight@poltara.com

Informasi
Pedoman Media
Privasi
Syarat dan Ketentuan
Hubungi Kami
Jaringan
Hutara.id
Finatara.com

poltara.com poltara.com

© Poltara Indonesia 2022