PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Budi Arie Ketua Projo Bagian Relawan Jokowi./Instagram @budiariesetiadi
Beberapa akademisi menolak undangan dari relawan Jokowi untuk dijadikan Dewan Pakar Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia. Adapun penolakan pertama, datang dari Rektor Universitas Indonesia (UI), Arie Kuncoro. Dirinya menjelaskan bahwa sedang sibuk memimpin UI.
"Tidak (menjadi Dewan Pakar Musra) karena kesibukan kami," kata Arie Kuncoro, dikutip dari CNN Indonesia [1]
Baca Juga Irjen Ferdy Sambo Hadiri Pemeriksaan di Bareskrim, Ucapkan Mohon Maaf
Selanjutnya, penolakan untuk menjadi Dewan Pakar Musra Indonesia relawan Jokowi, datang dari mantan Guru Besar Universitas Indonesia, Effendi Gazali. Dirinya menjelaskan bahwa belum menerima surat resmi dari Musra karena saat ini sedang berada di luar negeri.
Tak hanya itu, Effendi Gazali juga sedang sibuk melakukan penelitian, sehingga tidak bisa memenuhi undangan dari relawan Jokowi tersebut, namun dirinya berharap agar Musra Indonesia akan berjalan baik dan lancar. Tak hanya itu, Effendi Gazali menilai bahwa acara tersebut tujuannya sangat baik.
"Ide acara ini pasti bagus, menjemput aspirasi rakyat, tapi saya pasti tidak sempat ikut dalam sebuah dewan pakar yang sifatnya tetap dalam jangka waktu panjang," ungkap Effendi Gazali.
Baca Juga Presiden Jokowi Kunjungi Korea Selatan, China, dan Jepang, Bahas Ini
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) juga menjelaskan bahwa dirinya menolak untuk menjadi Dewan Pakar Musra Indonesia. Ia menjelaskan bahwa rektor harus menjaga independensi dan tidak diperbolehkan untuk tergabung dalam politik praktis.
"Yang pasti rektor harus menjaga independensi dan tidak boleh berpolitik praktis," ucap Arif Satria.
Sebelumnya, beberapa kelompok relawan Jokowi berencana menggelar Musra untuk menjaring aspirasi rakyat di 34 provinsi. Adapun salah satu agenda dalam musyawarah tersebut guna menyaring usulan nama calon presiden (capres) pada pemilu 2024 mendatang.
Relawan Jokowi meminta kesediaan beberapa akademisi untuk menjadi dewan pakar, diantaranya adalah Arif Satria, Arie Kuncoro, dan Effendi Gazali sempat terdaftar dalam susunan kepanitiaan. Namun dalam susuan versi terbaru, terdapat nama yang hilang, yakni Arif dan Arie. Sedangkan Effendi Gazali masih dicantumkan.
Berita Terbaru |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
|
Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
|
PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
|
Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
|
Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
|
PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
|
PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
|
Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
|