![]() |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Nadiem Makarim Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi./Instagram @nadiemmakarim
Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) telah menghapuskan tes mata pelajaran dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur SBMPTN. Adapun alasannya agar tidak membebani siswa.
"Jumlah informasi yang harus dihafal untuk menguasai tes-tes mata pelajaran begitu besar," kata Nadiem dalam program Merdeka Belajar episode 22 yang ditayangkan YouTube Kemendikbud RI, Rabu (7/9/2022), dikutip dari Kompas [1], 8 September 2022.
Mendikbud Ristek juga mengatakan bahwa saat ini, para guru terus menjejali siswa dengan materi dan latian soal tes masuk perguruan tinggi. Belum lagi, para siswa banyak yang mengikuti bimbingan belajar untuk bisa masuk perguruan tinggi.
Hal tersebut menurutnya, memberi tekanan terhadap siswa. Adapun bimbingan belajar juga membebani orang tua dari sisi finansial. "Ini dampaknya apa, kualitas pembelajaran yang mendalam itu turun di dalam sekolah-sekolah kita," ujar Nadiem Makarim.
Baca Juga Data 105 Juta Penduduk Milik KPU Diduga Bocor, Akan Gandeng Polri
Menurutnya, seleksi masuk perguruan tinggi seharusnya tidak menurunkan kualitas pembelajaran. Tak hanya itu, seleksi masuk PTN juga menurutnya, harus lebih adil dan inklusif, serta tidak diskriminatif terhadap peserta didik dari keluarga kurang mampu.
Dengan dihapuskannya tes mata pelajaran dalam SBMPTN, diharapkan tidak lagi bergantung pada bimbel, sehingga para orang tua tidak terbebani secara finansial. Nantinya, para guru bisa lebih fokus ke pembelajaran yang berorientasi pada penalaran mendalam.
"Dengan demikian skema seleksi ini akan jauh lebih adil dan memberikan kesempatan sukses kepada semua yang mengambil jalur seleksi nasional berdasarkan tes," kata Nadiem Makarim.
Baca Juga Imbas Santri Gontor Tewas Dianiaya, DPR Desak Menag Sahkan Peraturan
Tes mata pelajaran dalam seleksi SBMPTN yang telah dihapuskan, nantinya akan diganti dengan tes skolastik. Nadiem Makarim menerangkan bahwa tes tersebut dapat mengukur kemampuan bernalar siswa, kemampuan potensi kognitif, logika, penalaran matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia dan literasi dalam Bahasa Inggris.
Perlu diketahui bahwa tes skolastik tidak berhubungan dengan pengafalan materi seperti tes mata pelajaran. Tes skolastik berkaitan dengan kemampuan bernalar, pemecahan masalah (problem solving), dan potensi kognitif siswa.
Adapun soal-soal yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang diujikan, bukan terkait gramatikal dan sejenisnya, melainkan tentang kemampuan memahami logika teks. "Jadi semua pertanyaannya adalah mengenai mengerti logika dan bisa menganalisa suatu problem yang kontekstual," katanya.
Berita Terbaru |
![]() |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
![]() |
Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
|
![]() |
Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
|
![]() |
PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
|
![]() |
Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
|
![]() |
Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
|
![]() |
PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
|
![]() |
PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
|
![]() |
Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
|