PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Ilustrasi Nuklir./Pixabay WikiImages
Invasi militer Rusia terhadap Ukraina hingga saat ini masih terus terjadi, hal tersebut telah mengakibatkan beberapa bangunan hancur dan korban berjatuhan.
Kendati demikian, lembaga Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menjelaskan jika invasi Rusia terhadap Ukraina membuat beberapa negara dukung Kyiv tingkatkan persenjataan nuklir.
Tak hanya itu, stok persenjataan nuklir di sembilan negara alami kenaikan, imbas konflik militer Rusia dengan Ukraina hingga kini.
Dikutip dari CNN Indonesia pada 13 Juni 2022, saat ini stok persenjataan nuklir alami kenaikan untuk beberapa tahun ke depan, pertama kalinya setelah Perang Dingin terjadi.
Baca Juga Joe Biden akan Sediakan Alutsista dan Roket Canggih untuk Ukraina
"Semua negara bersenjata nuklir meningkatkan atau meningkatkan persenjataan mereka dan sebagian besar mempertajam retorika nuklir serta peran senjata nuklir dalam strategi militer mereka," kata Direktur Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI, Wilfred Wan dalam buku tahunan 2022.
Menurutnya, beberapa negara yang tingkatkan persenjataan nuklir beberapa tahun ke depan, merupakan sesuatu yang mengkhawatirkan.
"Ini adalah tren yang sangat mengkhawatirkan," ucapnya.
Stok senjata nuklir sempat alami penurunan pada Januari 2021 hingga Januari 2022. Namun saat ini, alami kenaikan, imbas invasi militer Rusia ke Ukraina.
Hal tersebut membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin menyiagakan penangkal nuklir selama tiga hari seusai serangan Rusia terhadap Ukraina.
Adapun Rusia menyebut serangan terhadap Ukraina adalah "operasi militer khusus".
Presiden Rusia pun akan memperhitungkan dan beri konsekuensi terhadap negara yang menghalang-halangi Rusia.
Baca Juga Erdogan Siap Damaikan Vladimir Putin dengan Volodymyr Zelensky, Dipuji Paus
“seperti yang belum pernah Anda lihat sepanjang sejarah Anda” ujar Vladimir Putin.
Perlu diketahui bahwa Negara Rusia memiliki hulu ledak senjata nuklir 550 lebih banyak daripada hulu ledak yang dimiliki Negara Amerika Serikat, yakni 5.977 hulu ledak.
Amerika Serikat dan Rusia menurut SIPRI, memiliki 90 persen lebih banyak hulu ledak dunia, kendati demikian, pihaknya menjelaskan jika Negara China sedang mengembangkan lebih dari 300 silo rudal baru.
"Hubungan antara kekuatan besar dunia semakin memburuk pada saat umat manusia dan planet ini menghadapi serangkaian tantangan bersama yang mendalam dan mendesak, yang hanya dapat diatasi dengan kerja sama internasional," kata ketua dewan SIPRI dan mantan Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven.
Berita Terbaru |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
|
Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
|
PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
|
Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
|
Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
|
PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
|
PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
|
Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
|