PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Ilustrasi. Kerusuhan di Kanjuruhan./Unsplash lcs _vgt
Diketahui bahwa telah terjadi kerusuhan suporter Arema setelah laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. Terdapat kronologi dari pihak kepolisian dan dari para suporter yang berada dalam kerusuhan tersebut, berikut informasinya.
Dilansir dari Tempo, terdapat dokumen Satuan Intelkam Polda Jawa Timur soal kronologi kejadian tersebut. Berikut detail laporan dengan nomor R /LHK - 172 X/2022/INTELKAM tersebut [1]:
1. Pukul 21.58 WIB setelah pertandingan selesai, pemain dan official Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain dan dilempari oleh Aremania (Suporter Arema FC) dari atas tribun dengan botol air mineral, air mineral gelas, dan lain-lain.
2. Pukul 22.00 WIB, saat pemain dan official Pemain Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain. Aremania turun ke lapangan dan menyerang pemain, official Arema FC. Mengetahui hal tersebut petugas keamanan berusaha melindungi pemain hingga masuk ke dalam ruang ganti pemain.
3. Selanjutnya Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan. Karena Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan. Kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah lapangan, Tribun Selatan (11, 12, 13) dan Tribun Timur (Tribun 6).
4. Setelah penembakan gas air mata, suporter yang berada di tribun berusaha keluar melalui pintu secara bersamaan sehingga berdesakan - desakan, banyak yang tergencet dan terjatuh serta mengalami sesak nafas.
5. Pemain Persebaya Surabaya memasuki kendaraan Baracuda dan bergerak meninggalkan Stadion, dengan Pengawalan Sat Lantas, Brimob dan TNI, namun dihadang oleh Aremania dengan melakukan pembakaran Barier Lantas, Pagar dan 2 kendaraan roda empat pribadi milik anggota Polri serta Truk Dalmas Sat Brimob.
6. Selain melakukan pembakaran, Aremania juga melakukan penyerangan terhadap personil pengawalan dengan menggunakan batu, botol dan kayu, sehingga kendaraan rombongan pemain Persebaya tertahan di jalur jalan keluar.
7. Untuk menghalau massa yang anarkis, dilakukan upaya pembubaran dengan penembakan gas air mata, namun massa tidak bergeming dan semakin menyerang aparat keamanan.
8. Akibat kejadian di dalam tribun stadion tersebut banyak korban yang mengalami sesak napas dan lemas di evakuasi ke Unit Kesehatan Stadion Kanjuruhan, namun untuk mengevakuasi ke rumah sakit terhambat oleh aksi Aremania di pintu masuk stadion.
9.Pada Saat bersamaan dilakukan evakuasi dengan menggunakan mobil ambulan dan bisa dibukakan jalan oleh massa Aremania, namun karena banyaknya korban dan kurangnya mbulan, maka evakuasi korban dengan menggunakan kendaraan dinas Kasat Lantas, kendaraan Grand Max Polsek Jajaran, Truk Dalmas Polres, Truk Dalmas Brimob dan TNI, namun dalam perjalanan juga dilempari batu dan dihadang oleh Aremania.
10. Setelah Aremania mengetahui banyak korban yang dievakuasi menggunakan kendaraan Dinas TNI - Polri, akhirnya tekanan massa Aremania sedikit berkurang ketika ada kendaraan dinas melakukan Evakuasi korban melintas.
11. Ketika tekanan massa Aremania mulai berkurang, selanjutnya kendaraan Water Canon Polres Malang bergerak maju untuk memadamkan api dan diikuti oleh rombongan Kendaraan Baracuda Pemain Persebaya Surabaya, kendaraan Pengawalan dari TNI dan Brimob, sehingga rombongan kendaraan Pemain Persebaya Surabaya serta Petugas Pengawalan bisa bergerak meninggalkan Stadion Kanjuruhan.
12. Setelah rombongan kendaraan Pemain Persebaya meninggalkan Stadion, Kanjuruhan, massa Aremania mulai mencair dan meninggalkan lokasi depan Pintu masuk stadion.
Awal mula pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, berjalan kondusif. "Awalnya, ada dua orang yang mau berfoto setelah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas untuk tidak memberikan izin," kata Slamet Sanjoko [2].
Karena diduga dua orang suporter Aremania terus memaksa untuk diperbolehkan masuk ke area lapangan, akhirnya dua orang tersebut diizinkan masuk ke lapangan. "Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ," ujar Sanjoko.
Setelahnya, hal tersebut memicu pendukung lainnya masuk ke areal lapangan. Namun dirinya meminta kepada rekan yang berasal dari wilayah Bantur untuk tidak masuk ke dalam lapangan. Saat situasi tak terkendali, ia bersama rekannya segera mengemasi bendera.
"Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, itu ada tembakan gas air mata ke arah tribune, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun ada rekan yang terkena gas air mata," ujarnya.
Dalam hal ini, dirinya juga menyayangkan adanya penembakan gas air mata ke arah tribun yang membuat penonton panik dan berhamburan berusaha ke luar. Tak hanya itu, lampu Stadion Kanjuruhan juga dimatikan petugas meski tribun dalam kondisi yang penuh.
"Kalau yang masuk ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena mereka memang melanggar batas area. Tetapi kenapa yang di tribun salah apa, tapi ditembak gas air mata," ujarnya.
Baca Juga Febri Diansyah dan Eks Pegawai KPK jadi Kuasa Hukum Ferdy Sambo Serta Istri, Disarankan Mundur?
Dipaparkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, tragedi di Kanjuruhan menyebabkan korban tewas sebanyak 125 orang. Menurutnya, hal itu berdasarkan hasil verifikasi Dinas Kesehatan setempat. Pihak kepolisian nantinya juga akan melakukan investigasi.
"Saat ini data terakhir hasil pengecekan verifikasi Dinkes jumlahnya 125, tadi 129, karena ada tercatat ganda. Kemudian tentunya kami lakukan langkah-langkah lanjutan dengan tim DVI kemudian tim penyidik melakukan pendalaman lebih lanjut untuk menginvestigasi secara tuntas dan nanti hasilnya kita sampikan ke seluruh masyarakat," kata Listyo Sigit pada 2 Oktober 2022 [3].
Adapun jumlah korban kerusuhan Kanjuruhan yang mengalami luka-luka adalah sebanyak 323 orang. Sehingga total korban kerusuhan tersebut mencapai 448 orang. Hal tersebut dijelaskan oleh Menko PMK, Muhajir Effendy pada 3 Oktober 2022.
"Hasil akhir dari korban yang sudah diverifikasi semua pihak termasuk Polri dan penyelenggara ada 448 korban," kata Muhadjir usai melakukan rapat koordinasi di Pendopo Panji, Kepanjen, Malang.
Menurut Mahfud MD, jumlah korban meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan yang mencapai 125 orang, membuat peristiwa tersebut masuk dalam urutan ketiga kerusuhan terbesar tragedi sepak bola di seluruh dunia.
"Dalam pertandingan sepakbola telah menjatuhkan (korban) sampai saat ini yang diketahui tidak kurang dari 125, kalau tidak bertambah, mudah-mudahan tidak bertambah, karena sekarang masih ada yang di rumah sakit," kata Mahfud MD.
"Kalau tidak bertambah kita akan menjadi negara terbesar ketiga yang dunia persepakbolanya memakan korban terbesar di dunia," lanjutnya.
Diketahui bahwa para korban yang meninggal dunia, disebabkan oleh gas air mata yang membuat para suporter berlarian mencari jalan keluar, sehingga terjadi peristiwa saling injak-menginjak dan beberapa kehilangan oksigen serta sulit bernapas.
Padahal, FIFA mengeluarkan aturan larangan penggunaan gas air mata saat pengamanan ajang sepakbola. Saat hal tersebut ditanyakan kepada Kadiv Humas Polri, dirinya mengatakan bahwa sedang menunggu hasil tim yang sedang melakukan investigasi.
"Tunggu kerja tim (investigasi) dulu," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Dedy Prasetyo, saat dihubungi, Minggu 2 Oktober 2022 [4].
Larangan penggunaan gas air mata, tertulis dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations. Pada pasal 19 b) tertulis, 'No firearms or "crowd control gas" shall be carried or used'. Bunyi aturan ini intinya senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan dilarang dibawa serta digunakan.
Perihal alasan dari pihak keamanan, yakni Polri yang menggunakan gas air mata, hal tersebut bertujuan untuk mengendalikan suporter Arema FC yang turun ke area lapangan karena menurut Kapolda Jatim, merasa kecewa atas kekalahan melawan Persebaya Surabaya.
"Oleh karena pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain," kata Nico dalam konferensi pers di Polres Malang, 2 Oktober 2022.
"Dalam prosesnya itu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan sampai dilakukan (penembakan) gas air mata karena sudah anarkis, sudah menyerang petugas, merusak mobil, dan akhirnya kena gas air mata," tambahnya.
Sebelumnya, dikabarkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menolak rekomendasi pihak kepolisian perihal perubahan jam pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan dengan alasan keamanan. PSSI mengklaim sudah ada kesepakatan atas hal tersebut.
Dijelaskan Sekjen PSSI, Yunus Nusi bahwasanya ia membenarkan adanya surat rekomendasi dari polisi soal pertandingan sore hari. Namun ia mengatakan bahwa Panpel dan PT LIB sudah berkomunikasi untuk tetap melaksanakan pertandingan sesuai jadwal.
"Iya, pertama kita ketahui bahwa kepolisian mengajukan permohonan untuk dilaksanakan di sore hari, tetapi oleh PT LIB dan Panpel dilakukan diskusi dan terjadi kesepahaman bersama bahwa silakan untuk dilaksanakan di malam hari," kata Yunus Nusi, 2 Oktober 2022 [5].
Hasil kesepahaman bersama dari Panpel dan PT LIB adalah soal tim pendukung Persebaya FC. Ia mengatakan bahwa pertandingan dapat dilaksanakan malam hari jika pendukung Persebaya FC tidak datang ke Stadion Kanjuruhan.
"Tentu dengan beberapa persyaratan, salah satunya untuk tidak menghadirkan suporter lawan atau suporter tamu ke stadionnya," ungkapnya.
"Dan itu yang menjadi rujukan dari pihak panpel dan PT LIB untuk ber-positive thinking bahwa sulit untuk akan ada kerusuhan. Di mana letak kerusuhannya ketika tidak ada rivalitas suporter dan tidak ada suporter dari Persebaya yang datang ke Malang," jelas Yunus.
Terkait dengan dugaan prajurit TNI yang bertindak berlebihan saat membantu pengamanan laga tersebut di Kanjuruhan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan bahwa pihaknya akan menindak prajurit yang terbukti melanggar.
"Ya, (ditangani) kita Mabes TNI," ujar Andika di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, saat ditanya wartawan mengenai siapa yang akan menangani dugaan pelanggaran prajurit tersebut [6].
Senada dengan langkah yang dijelaskan Panglima TNI, pihak kepolisian juga sedang melakukan investigasi untuk mendalami adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh petugas kepolisian saat melakukan pengamanan di Kanjuruhan.
"Tim dari pemeriksa Bareksrim untuk secara internal dari Itsus dan Propam melakukan pemeriksaan anggota yang terlibat langsung dalam pengamanan," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan [7].
"18 orang anggota yang bertanggung jawab atau operator senjata pelontar didalami Itsus dan Propam," tuturnya.
Gilang Widya Pramana atau kerap disapa Juragan 99 selaku Presiden Arema FC menyatakan bahwa dirinya siap bertanggung jawab atas kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Dia juga mengatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
"Saya siap bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut. Permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya kepada korban, masyarakat Indonesia atas kejadian yang menimpa keluarga besar Aremania pada 1 Oktober 2022," kata Gilang di kantor Manajemen Arema di Malang [8].
Dirinya mengatakan bahwa manajemen, pemain, dan pelatih saat mengetahui kerusuhan yang terjadi, mereka bersedih dan tak bisa berkata-kata. "Saya siap memberikan bantuan, santunan, meskipun itu tidak akan bisa mengembalikan nyawa korban," katanya.
Lantas, apa saja bentuk ancaman sanksi hukuman menurut FIFA terhadap sepak bola Indonesia? Berikut ulasannya [9].
1. Batal Menggelar Piala Dunia U-20 2023
2. Timnas Indonesia Tak Bisa Ikut Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-20
3. Klub Indonesia Tidak Bisa Mentas di Piala AFC dan Liga Champions Asia
4. Liga 1 Tanpa Penonton
5. Rangking poin FIFA Timnas Indonesia dikurangi
6. Kompetisi Liga Indonesia tanpa penonton
7. Klub Indonesia dilarang bermain di AFC Cup dan Liga Champion Asia
Hasil Analisis Kazee
Diagram Isu yang Sering Dibahas./Kazee Media Monitoring
Kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan, membuat warganet di Twitter sangat menyoroti soal insiden tersebut, hingga menyebabkan korban meregang nyawa sebanyak 125 orang. Sebanyak 23 persen menyatakan bahwa warganet mengucapkan berduka cita terhadap para korban.
Di posisi ketiga, warganet mempermasalahkan penggunaan gas air mata yang digunakan pihak kepolisian untuk mengurai kericuhan massa. Setelah itu, terdapat netizen yang menyoroti jika masyarakat tak boleh ditindak secara represif.
Grafik Pergerakan Data./Kazee Media Monitoring
Terkait dengan pergerakan data, mulai alami peningkatan pada 1 Oktober 2022 dan mencapai puncaknya pada 2 Oktober 2022. Hal tersebut terjadi karena peristiwa kericuhan, terjadi pada 1 Oktober 2022 malam hari, sehingga isu tersebut banyak dibahas pada 2 Oktober 2022.
Persentase Analsisis Sentimen./Kazee Media Monitoring
Topik mengenai kerusuhan di Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, menyebabkan sentimen negatif mencapai 81 persen, adapun sentimen tersebut banyak membahas tentang polemik yang terjadi dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Sampel Tweet Warganet di Twitter./Kazee Media Monitoring
Peristiwa keributan di Stadion Kanjuruhan membuat perhatian di dunia sepak bola secara Internasional, salah satunya adalah Newcastle United yang turut berduka cita atas keributan yang terjadi hingga menimbulkan korban nyawa.
Terdapat warganet yang membagikan pengalaman sang suami yang menyaksikan langsung laga Arema vs Persebaya di Kanjuruhan. Saat sang suami pulang ke rumah, sang istri melihat dirinya menangis karena melihat para korban yang meninggal di depan dirinya.
Kata Kunci Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Kata kunci yang paling sering digunakan adalah tragedi, kerusuhan, suporter, penonton, nyawa, Polri, Arema, dan Persebaya.
Baca Juga Polemik Nadiem Makarim Usai Sebut Shadow Organization di Kemendikbud, Lelah dengan ASN?
Hashtag atau Tagar Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Hashtag yang paling sering digunakan dalam topik ini adalah Pray for Kanjuruhan, duka bagi semua, Kanjuruhan disaster, Kanjuruhan, duka untuk Kanjuruhan, dan Arema.
Diagram Tokoh Terpopuler. Kazee Media Monitoring
Tokoh terpopuler dalam topik ini adalah
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Diagram Organisasi Terpopuler./Kazee Media Monitoring
Organisasi terpopuler dalam topik ini adalah sebagai berikut.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Baca Juga Gubernur Papua Lukas Enembe Tersangka Kasus Dugaan Korupsi, KPK Tawarkan SP3
Kesimpulan
Kericuhan yang terjadi di Kanjuruhan saat laga Arema melawan Persebaya, mendapatkan perhatian dari dunia Internasional. Beberapa klub dunia juga mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya para korban yang mencapai 125 orang.
Sempat beredar surat rekomendasi dari pihak kepolisian yang menyarankan keduanya bermain pada sore hari, namun diisukan ditolak oleh Panpel dan PT LIB. Kabar tersebut telah diluruskan Sekjen PSSI bahwa telah terjadi kesepakatan untuk bermain sesuai jadwal.
Diketahui jika korban meninggal dunia tidak bertambah lagi, peristiwa tersebut merupakan peristiwa terbesar ketiga di dunia dalam tragedi sepakbola. Hal ini menjadi momentum untuk para stakeholders melakukan evaluasi secara menyeluruh, terlebih jika FIFA berikan sanksi.
Dalam kasus ini, Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan bahwa pemerintah akan membuat Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). "Paling lama 24 jam ke depan nanti," kata Mahfud dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam [10]
Berita Terbaru |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
|
Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
|
PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
|
Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
|
Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
|
PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
|
PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
|
Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
|