PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Sekeluarga Tewas di Magelang Diduga Dibunuh sang Anak, Motif Sakit Hati?/Unsplash David von Diemar
Tiga anggota keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak pertama, ditemukan tewas di rumahnya, Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa ketiganya meninggal dunia karena diduga diracun oleh DD (22).
Rabu 23 November 2022
Diketahui bahwa terduga pelaku DD ternyata pernah melakukan percobaan untuk menghabisi ibu, ayah, dan sang kakak beberapa hari lalu sebanyak dua kali. Plt Kapolresta Magelang juga mengatakan bahwa pada Rabu, dirinya memasukan racun ke dalam dawet.
"Dua kali percobaan. Informasi yang kita gali, kita dapatkan info hari Rabu sempat yang bersangkutan mencoba dengan memberikan zat kimia dicampur dalam dawet, hanya akibatkan mual dan tak sampai sebabkan meninggal," kata Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun [1].
Senin 28 November 2022
Tak hanya itu, DD lalu mengulangi percobaan pembunuhan dengan menaburkan racun ke minuman ketiga anggota keluarga, yakni sang ayah, ibu, dan kakak kandung. Setelah itu, ketiganya ditemukan tewas di rumahnya, di Kabupaten Magelang.
"Pagi tadi saya mendapatkan laporan via telepon dari Kapolsek Mertoyudan, bahwasanya ada informasi dari masyarakat yang meninggal dunia sebanyak tiga orang. Kebetulan yang meninggal tersebut masih dalam satu keluarga sehingga kami menerjunkan tim untuk melaksanakan olah TKP," kata Sajarod.
Adapun ketiga korban yang meninggal dunia adalah Abas Azhar (58), Heri Riyani (54), dan anak pertama, Dea Karunisa (25). Pihak kepolisian lalu mengamankan DD dengan status terduga pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Selasa, 29 November 2022
Pihak kepolisian kembali melakukan olah TKP dan hasil autopsi ketiganya juga telah keluar. Menurut Sajarod, zat kimia yang digunakan terduga pelaku dalam percobaan pembunuhan yang pertama, sama dengan zat kimia yang dipakai dalam aksi kedua.
"Zat kimia sama dengan yang sudah kita temukan kemarin, yakni ada sisa arsenik," jelasnya.
Adapun kandungan zat beracun yang dipakai terduga pelaku terhadap ketiga korban, diketahui sangat mematikan. Jarak dari konsumsi racun hingga meninggal dunia, memiliki durasi selama 15 hingga 30 menit.
Baca Juga Special Insight: Marak Kasus Bully dari Anak-anak hingga Dewasa, Kenapa Ya?
Pasal yang Dikenakan
Menurut Direskrimum Polda Jateng, pihaknya telah mendapatkan barang bukti lain yang bisa mendukung terjadi pembunuhan. Adapun ancaman hukuman yang dikenakan terhadap terduga pelaku adalah seumur hidup atau hukuman mati.
“Perbuatan ini dikenakan pasal pembunuhan berencana, ancamannya bisa seumur hidup ataupun hukuman mati,” kata Direskrimum Polda Jateng Kombes Pol Djuhandhani Rahardjo Puro [2].
Kejanggalan dalam Kasus Meninggalnya Tiga Anggota Keluarga di Magelang
Terdapat kejanggalan dalam kasus meninggalnya ayah, ibu, dan kakak karena diduga diracun oleh terduga pelaku DD. Plt Kapolres Magelang mengatakan bahwa di TKP, tak ada sisa muntahan. Meski demikian, DD telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
“Kejanggalan-kejanggalan dari TKP yang ada korban meninggal karena keracunan biasanya ada sisa muntahan, tetapi saat kami temukan di TKP ‘clear’ tidak ada,” katanya.
Ketika pihak saudara korban meminta untuk para korban diautopsi, DD pada saat itu tak ingin ketiga korban dilakukan autopsi. Hal tersebut merupakan kejanggalan. Meski demikian, pihak penyidik tetap melakukan autopsi terhadap ketiga korban.
“Namun bagi kami sebagai penyidik tetap dilakukan autopsi terkait korban meninggal dunia untuk melihat penyebab kematiannya karena dugaan kami keracunan sehingga perlu diautopsi,” katanya.
Motif DD Membunuh Ibu, Ayah, dan Kakak
Sajarod mengatakan bahwa motif sementara dari DD yang diduga melakukan pembunuhan terhadap keluarganya adalah yang bersangkutan sakit hati karena disuruh kerja dan diberi beban untuk menanggung kebutuhan keluarga.
“Orang tua terduga pelaku dua bulan lalu baru saja pensiun, kebutuhan rumah tangga cukup tinggi karena orang tua terduga pelaku kebetulan memiliki penyakit sehingga butuh biaya pengobatan, sedangkan anak pertama (korban perempuan) tidak diberikan beban untuk menanggung semua kebutuhan. Namun yang diberi beban anak kedua yang saat ini ditetapkan sebagai tersangka,” katanya.
Ia menuturkan dari situlah muncul niat karena sakit hati untuk menghabisi orang tua maupun kakak kandungnya sendiri.
Hasil Analisis Kazee
Grafik Pergerakan Data./Kazee Media Monitoring
Usai adanya pembunuhan yang diduga dilakukan DD terhadap ibu, ayah, dan sang kakak, beberapa media pemberitaan pada umumnya banyak membahas topik terkait kasus ini hingga mencapai puncaknya pada 29 November 2022.
Persentase Analsisis Sentimen./Kazee Media Monitoring
DD yang melakukan percobaan pembunuhan dua kali hingga pada akhirnya dirinya diduga melakukan pembunuhan terhadap ibu, ayah, dan kakaknya, mendapatkan sentimen negatif sebesar 76 persen. Sedangkan sentimen positif pada umumnya soal DD yang telah dijadikan tersangka.
Sampel Tweet Warganet di Twitter./Kazee Media Monitoring
Beberapa sampel warganet yang memberikan pandangannya terhadap terduga pelaku DD yang diduga membunuh sang ibu, ayah, dan kakak, pada umumnya menyoroti soal motif pembunuhannya. Ada yang memposisikan sebagai DD meski pembunuhan tak dibenarkan.
Kata Kunci Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Kata kunci yang paling sering digunakan adalah racun, Mertoyudan, Dhea, Heri, kakak, dokkes, dan dds.
Baca Juga Prajurit TNI AU Prada Indra Meninggal Dunia, Netizen Samakan dengan Kasus Brigadir J
Hashtag atau Tagar Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Hashtag yang paling sering digunakan dalam topik ini adalah Magelang, pembunuhan, Polres Magelang, keluarga tewas diracun, dan anak racuni orangtua.
Diagram Tokoh Terpopuler. Kazee Media Monitoring
Tokoh yang terkait dengan topik ini adalah
Dhio Daffa Syahdilla (Terduga pelaku pembunuh tiga anggota keluarga) disebut sebanyak 359 kali dalam media pemberitaan, sedangkan Heri Riyani selaku ibu DD, disebutkan sebanyak 231 kali. Abbas Ashar ayah dari DD di-mention sebanyak 147 kali.
M Iqbal Alqudusy selaku Kabid Humas Polda Jateng 145 kali dan Eko Sungkono selaku Kades Mertoyudan disebut sebanyak 38 kali.
Tokoh di atas merupakan beberapa nama yang banyak disebut dalam media pemberitaan terkait dengan topik yang sedang dibahas. Adapun tindakan yang seharusnya diambil para tokoh tersebut, bisa ditentukan berdasarkan hasil Kazee media monitoring.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Diagram Organisasi Terpopuler./Kazee Media Monitoring
Organisasi terpopuler dalam topik ini adalah sebagai berikut.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Kesimpulan
Anak kedua, DD yang diduga merupakan pelaku pembunuh sang ibu, ayah, dan kakak kandungnya, dinilai beragam oleh warganet di Twitter. Meski terdapat pihak yang menyalahkan DD. Namun terdapat warganet yang memposisikan sebagai DD, meski pembunuhan memang tak dibenarkan.
Perlu diketahui bahwa DD tak hanya sekali melakukan percobaan pembunuhan, namun dua kali. Awalnya dia menaburkan racun kepada dawet yang akan diminum oleh sang ayah, ibu, dan kakak kandungnya. Namun pada saat itu tak menyebabkan kematian.
Menurut Kriminolog dari Universitas Indonesia, Josias Simon, aksi nekat yang dilakukan DD bisa terjadi karena hilangnya norma sebagai acuan hidup pada diri DD. Pasalnya DD melakukan hal tersebut kepada keluarganya sendiri.
"Kondisi ketiadaan norma yang bisa dijadikan acuan membuat anak mengambil jalan pintas dengan meracun sebagai jalan keluar dari masalahnya," ujarnya [3].
"Ketiadaan norma bukan berarti tidak ada norma, tapi tidak ada yang dipegang sama pelaku, tidak ada satu norma yang dipilih untuk dirujuk menjawab persoalan dia," sambungnya.
Adapun tuntutan yang selalu datang dari pihak keluarga menurutnya membuat pelaku semakin tertekan. Kondisi tersebut menurutnya bisa menjadi faktor yang mempengaruhi pembunuhan tersebut, lalu ada faktor eksternal juga bisa menjadi sebab.
"Ada satu titik dimana sudah mencapai puncaknya dan dia merencanakan untuk betul-betul lepas dari masalah. Dengan cara menghilangkan sumber masalahnya melalui diracun," tuturnya.
Menurut kriminolog dari Australian National University Leopold Sudaryono, terdapat kemungkinan bahwa DD memiliki gangguan kesehatan mental sehingga berani melakukan aksi nekat tersebut. Adapun faktor kegagalan komunikasi dalam keluarga juga bisa menjadi penyebab.
"Pada saat si anak menyadari dia tidak bisa memenuhi standar atau harapan orang tuanya, maka dia mencari validasi atau pengakuan dengan membangun secara terus menerus realita semu," tuturnya.
Berita Terbaru |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
|
Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
|
PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
|
Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
|
Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
|
PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
|
PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
|
Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
|