![]() |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Pertemuan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri, Lobi Dukungan Puan Maharani Capres 2024?./Instagram @presidenmegawati
Belum lama ini Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum (Ketum) PDIP, yakni pada 8 Oktober 2022 silam. Adapun isi pertemuan tersebut, dirinya menyarankan untuk menanyakan hal tersebut kepada Megawati.
"Tanyakan Bu Mega, wong kandidatnya belum diputuskan oleh PDIP kan," kata Jokowi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin 10 Oktober 2022 [1].
Kendati demikian, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa tujuannya menemui beberapa ketum partai politik (parpol) termasuk Megawati Soekarnoputri, untuk menjaga stabilitas politik. Hal tersebut menurutnya penting di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Saya bertemu dengan ketua-ketua partai utamanya dalam rangka menjaga stabilitas politik karena situasi ekonomi global yang tidak jelas yang tidak pasti, yang sulit ditebak, sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi," kata Jokowi.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional di tengah krisis global. Dirinya tak menginginkan kondisi ekonomi Indonesia terganggu. Terlebih lagi menjelang kontestasi pemilu 2024 mendatang.
"Sehingga stabilitas politik itu menjadi dan stabilitas politik dan keamanan itu menjadi sangat penting saat ini. Jangan sampai kita mau menjelang pemilu padahal ada persoalan besar dalam ekonomi global terganggu ekonomi kita, itu yang kita nggak kehendaki," kata Jokowi.
Adapun pertemuan Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri dijelaskan oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, berlangsung selama dua jam. Dalam pertemuan tersebut, Ketum PDIP menjamu presiden dengan makanan tradisional khas Bogor.
"Makanan secara khusus dipersiapkan oleh Ibu Megawati berupa jagung, kacang Bogor, pisang rebus, talas, dan nasi uduk. Dari makanan untuk menjamu Presiden Jokowi sendiri penuh dengan semangat kerakyatan," ujar Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pada 8 Oktober 2022.
Hasto juga mengatakan bahwa pertemuan selama dua jam tersebut, dikabarkan membahas soal kontestasi pemilihan umum (Pemilu 2024). Ia mengatakan bahwa pembicaraan tersebut demi momentum kebangkitan Indonesia raya ke depan.
"Hal-hal terkait agenda Pemilu 2024 juga tidak luput dari pembahasan agar benar-benar menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi hingga kepemimpinan nasional ke depan," tutur Hasto [2].
Baca Juga Pertemuan Puan Maharani dengan Cak Imin, Koalisi PDIP PKB?
Adapun dirinya mengatakan bahwa prediksi Megawati sejak Maret 2020 soal instruksi penanaman 10 tanaman pendamping beras untuk menanggulangi krisis pangan, menurutnya saat ini terbukti. Pasalnya dunia saat ini sedang mengalami krisis pangan.
"Apa yang dicanangkan Bu Mega sejak 2,5 tahun lalu kini terbukti, dunia menghadapi krisis pangan. Karena itulah Bu Mega menghidangkan makanan pendamping beras secara khusus ke Pak Jokowi agar Indonesia benar-benar berdaulat di bidang pangan," kata Hasto.
Tak hanya itu, Hasto juga menyampaikan bahwa pemerintahan Jokowi tengah serius dalam menangani beberapa tantangan perekonomian ke depan, krisis pangan secara global, serta krisis energi, dan tekanan geopolitik.
"Pak Jokowi pun menegaskan keseriusan pemerintah, termasuk bagaimana para menteri harus fokus menangani berbagai tantangan perekonomian, krisis pangan-energi, dan tekanan internasional akibat pertarungan geopolitik," jelas Hasto.
Menurut pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio atau kerap disapa Hensat melihat pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi adalah upaya melobi presiden agar mendukung Puan Maharani dalam pilpres 2024 yang akan datang.
"Jadi sangat mungkin sebetulnya pertemuan di Batu Tulis kemarin adalah lobi-lobi Bu Mega kepada Presiden Jokowi supaya ikut mendukung Puan Maharani dalam pencalonan capres dari PDIP untuk pilpres 2024 nanti," kata Hendri pada 9 Oktober 2022 [3].
Tak hanya itu, Hensat juga menduga bahwa pertemuan tersebut, keduanya membahas langkah Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDIP jika tak mendapatkan tiket pencalonan presiden dari partainya untuk bersaing dalam pilpres 2024.
Ia juga menduga bahwasanya pertemuan Jokowi dengan Megawati, sebagai bentuk respons atas keputusan Partai NasDem yang belum lama ini mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres yang akan bersaing dalam kontestasi pilpres 2024.
"Bahwa apa yang telah dilakukan oleh Partai Nasdem dengan mencalonkan Anies Baswedan, juga direspons oleh partai-partai atau elite-elite politik lain untuk mengusung siapa kira-kira jagoannya," kata Hendri.
Adapun Hensat juga menduga bahwa keduanya membicarakan nama-nama lain, seperti Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming Raka. Diduga kuat nasib Gibran dalam Pilkada 2024, turut dibicarakan untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Saya berspekulasi mungkin juga kemarin Gibran Rakabuming dibicarakan pada pertemuan itu untuk langkah-langkah dia setelah Wali Kota Solo menuju Pilkada atau Pilgub di Jakarta 2024," katanya.
Baca Juga Anies Baswedan Diusung Capres 2024 oleh NasDem, Ada Potensi Reshuffle 3 Menteri
Diagram Isu yang Sering Dibahas./Kazee Media Monitoring
Terkait dengan pertemuan tersebut, pada umumnya warganet di platform Twitter menduga bahwa keduanya membahas tentang kondisi perekonomian, aspek energi, dan situasi perpolitikan dunia, yakni hingga mencapai 49 persen.
Sebanyak 20 persen, menyoroti soal dugaan pembahasan keduanya mengenai arah bangsa yang akan ditentukan pada tahun 2024 mendatang. Di posisi ketiga, netizen juga mempertanyakan terkait pembahasan apa yang diperbincangkan dalam pertemuan tersebut.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Grafik Pergerakan Data./Kazee Media Monitoring
Grafik pergerakan data menampilkan adanya kenaikan intensitas data pada 8 hingga 9 Oktober 2022. Hal tersebut disebabkan oleh pertemuan Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri pada 8 Oktober, sehingga media pemberitaan dan sosial, banyak membahas topik tersebut.
Persentase Analsisis Sentimen./Kazee Media Monitoring
Jokowi dan Megawati yang bertemu serta pandangan menurut beberapa pengamat terkait pembicaraan keduanya, mendapatkan sentimen positif sebesar 63 persen, sentimen negatif sebesar 14 persen, dan sentimen netral sebanyak 23 persen.
Baca Juga Ganjar Pranowo Diusung PSI Capres 2024, Netizen Soroti Cuitan Giring: Singkirkan Bahasan Politik
Sampel Tweet Warganet di Twitter./Kazee Media Monitoring
Sampel Tweet beberapa warganet terkait dengan topik pertemuan Jokowi dan Megawati, terdapat netizen yang menduga bahwa pertemuan tersebut membicarakan tentang reshuffle Menteri yang merupakan politisi Partai NasDem dan menentukan capres 2024 yang akan diusung.
Adapun warganet yang menduga bahwa pertemuan tersebut, sukses membuat oposisi ketakutan, sehingga diyakini menghembuskan bahwa Presiden Jokowi memiliki ijazah palsu. Tak hanya itu, terdapat netizen yang menilai bahwa pertemuan tersebut, untuk melobi Jokowi mendukung Puan.
Kata Kunci Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Kata kunci yang paling banyak digunakan dalam topik ini adalah Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, Jokowi, Hasto Kristiyanto, ekonomi, pembahasan, bung Karno, geopolitik, batutulis, dan Menteri.
Baca Juga Sekjen PDIP Sindir Parpol yang Deklarasi Capres 2024
Hashtag Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Tagar atau hashtag yang paling banyak dalam topik ini adalah Megawati, Jokowi, jernihkan harapan, strategi pemilu 2024, dan Joko Widodo.
Baca Juga PPP Bahas Kemungkinan Usung Ganjar Pranowo, Plt Ketum: Sah-sah Saja
Diagram Tokoh Terpopuler. Kazee Media Monitoring
Tokoh terpopuler dalam topik ini adalah.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Diagram Organisasi Terpopuler./Kazee Media Monitoring
Organisasi terpopuler dalam topik ini adalah.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan
Kesimpulan
Pertemuan Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri selama dua jam, dimaknai oleh beberapa pengamat politik sebagai upaya menggalang dukungan agar Presiden Jokowi ikut membantu Puan Maharani menjadi capres 2024.
Salah satunya adalah Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin. Ia menjelaskan bahwa selama ini, Presiden Jokowi dinilai mendukung Ganjar Pranowo untuk menjadi capres, sehingga pertemuan tersebut diduga untuk mendukung Puan.
“Dan kita tahu, seandainya skenario PDIP itu mendukung Puan, namun Jokowi mendukung Ganjar, kan akan terbelah. Oleh karena itu pertemuan ini ya meminta komitmen, dukungan, loyalitas kepada Jokowi untuk bisa bersama-sama dengan PDIP mendukung Puan,” kata Ujang pada 10 Oktober 2022 [4].
Kendati demikian, terdapat warganet yang menduga bahwa pertemuan tersebut membahas soal reshuffle yang akan dilakukan terhadap politisi Partai NasDem setelah partai tersebut mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Berita Terbaru |
![]() |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
![]() |
Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
|
![]() |
Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
|
![]() |
PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
|
![]() |
Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
|
![]() |
Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
|
![]() |
PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
|
![]() |
PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
|
![]() |
Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
|