PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Narasi Nasdrun Usai Deklarasi Anies Baswedan Capres 2024./Unsplash Alex Lvrs
Media sosial dihiasi oleh narasi ‘Nasdrun’ beberapa saat setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 yang akan bersaing dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024 yang akan datang.
Gus Choi Soal Narasi Nasdrun
Menurut Ketua Pemenangan Pemilu DPP NasDem, Effendy Choirie atau kerap disapa Gus Choi mengaku tak mempermasalahkan soal narasi yang muncul sesaat setelah partainya mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.
"Enggak apa-apa. Dalam hidup ini tidak bisa cari orang baik semua. Pasti ada orang tukang usil, iri, dengki, sirik, sombong, tukang fitnah, merasa benar sendiri, dan lain-lain. Itu memang warna dunia," katanya pada 11 Oktober 2022 [1].
Gus Choi menilai bahwa julukan Nasdrun tersebut merupakan warna kehidupan, pasalnya semua kebijakan yang diambil, pasti memiliki akibat. Kendati demikian, ia menilai bahwa narasi positif atau negatif, akan mencerminkan pihak yang menyampaikan sebutan itu.
"Karena itu, bagi NasDem enggak ada masalah. Omong apapun mereka, buruk atau baik berakibat pada mereka sendiri," ucap Gus Choi.
"Setelah itu silakan rakyat yang memilih dan kita buktikan hasil Pemilu 2024," tuturnya.
Waketum PAN Sebut Narasi Nasdrun Polusi Udara Politik
Viva Yoga Mauladi selaku Wakil Ketua Umum DPP PAN mengatakan bahwa istilah cebong, kampret, kadrun, hingga Nasdrun merupakan suatu bentuk polusi yang membuat kehidupan politik di Indonesia menjadi tidak sehat dan pengap.
Istilah tersebut menurutnya merupakan bentuk framing yang destruktif serta menjadi racun dan mengotori pemikiran masyarakat Indonesia. Ia juga menduga bahwa istilah tersebut membuat kompetisi Pilpres 2024 mengarah ke kalah dan menang atau zero sum game.
"Menang jadi arang kalah jadi abu atau seperti kata pemikir Thomas Hobbes, manusia bagai serigala yang memakan atau menikam sesama manusia," ucapnya.
Dalam hal ini Viva menegaskan bahwa PAN menolak gaya politik identitas seperti penggunaan istilah Nasdrun. Adapun soal pilihan politik menurutnya hal tersebut merupakan hak asasi, sehingga seseorang bebas memilih meski dilatarbelakangi suku, agama, ras, entis, atau budaya.
"Tetapi jangan memasukkan perbedaan primordial itu untuk alat politik dalam rangka menjelekkan, memfitnah, hate speech dari figur tertentu untuk tujuan meningkatkan elektoral. PAN menentang dan menolak gaya dan cara politik identitas seperti ini," katanya.
Baca Juga Anies Baswedan Diusung Capres 2024 oleh NasDem, Ada Potensi Reshuffle 3 Menteri
Waketum NasDem Mengaku Tak Pusing Soal Istilah Nasdrun
Adapun Ahmad Ali selaku Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem menganggap sebutan Nasdrun tersebut muncul dari orang-orang di seberang yang tidak menyukai NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres 2024.
"(Nasdrun) Partai baru, baru mendaftar kali. NasDem kan namanya Nasional Demokrat, kok Nasdrun itu. Nggak kenal saya. Itu partai baru itu. (Soal Nasdrun dikaitkan dengan logo NasDem) Ya itu mungkin dianggap NasDem mau berkoalisi dengan Nasdrun," kata Ali pada 9 Oktober 2022 [2].
Ia menilai bahwa dalam perpolitikan nasional, tidak mengenal istilah kadrun. Dirinya juga menyinggung istilah lainnya seperti kampret dan cebong. Saat ini pihaknya sedang fokus mengusung politik cerdas guna menguatkan demokrasi.
"Kita nggak pernah mengenal kadrun dalam perpolitikan kita itu. Itukan hanya istilah yang dilekatkan ke orang. Apa bedanya dulu ada kampret, cebong. Ya politik ini jangan membuat kita terlalu sensitif. Bagi NasDem begini, NasDem mengusung politik kecerdasan yang dengan tujuan kita menguatkan demokrasi. Kalau kita masuk di ruang-ruang itu ya kita pada akhirnya tidak menjadi bagian dari orang yang akan berkontribusi menguatkan demokrasi kita, sehingga menurut saya ya nggak perlu kita tanggapi. NasDem nggak pernah sensitif ke hal-hal yang seperti itu," ujarnya.
Ali juga menilai bahwa sebutan Nasdrun merupakan bentuk personifikasi atas keputusan NasDem yang mengusung Anies, ia menduga bahwa istilah tersebut digaungkan oleh orang yang tidak senang dengan NasDem yang capreskan Anies.
"Kalau kemudian kita mencalonkan Anies terus dipersonifikasi kita sebagai kadrun kek, cebong kek, kampret kek, itu yang dasarnya orang tidak senang ya tidak senang aja kan. Jadi bagi saya sebagai wakil ketua umum partai menganggap bahwa yang mereka sebut Nasdrun itu bukan NasDem karena nama partai kami NasDem bukan Nasdrun. Yang pasti NasDem tidak pernah berencana koalisi dengan Nasdrun," katanya.
PKS Duga Polarisasi
Tak hanya itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga menanggapi soal istilah Nasdrun. Pihaknya menilai bahwa kemunculan istilah tersebut bisa disebabkan secara sistematis atau organik. Namun ia juga mengatakan bahwa setiap parpol, berdaulat untuk membuat keputusan politiknya.
"Pertama, tiap partai bebas membuat keputusan politiknya. Kedua, wajar ada pro dan kontra," kata Mardani Ali Sera.
Kendati demikian, Mardani menyarankan NasDem agar tetap tenang dengan adanya istilah Nasdrun, karena ia menganggap bahwa hal tersebut merupakan promosi gratis. "Usul saya santai aja. Malah ngetop," katanya.
Namun, ia juga mengatakan jika gerakan Nasdrun tersebut sistematis, bisa dipastikan merupakan gerakan polarisasi. "Kalau mau serius, dicek saja organik atau sistematis. Kalau sistematis berarti ada gerakan untuk polarisasi," ujarnya.
PPP Komentari Istilah Nasdrun
Waketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan bahwa dirinya mengkhawatirkan adanya istilah Nasdrun. Ia mengaku takut jika nantinya istilah tersebut akan memunculkan politik identitas yang tidak sehat.
"Pilpres itu kan belum resmi kan. Belum dimulai karena calonnya siapa saja belum sudah kemudian itu tadi ujaran kebencian politik identitas itu dinaikkan. Nah, itu yg PPP itu nggak mau," kata Arsul Sani pada 10 Oktober 2022.
Baca Juga Ganjar Pranowo Diusung PSI Capres 2024, Netizen Soroti Cuitan Giring: Singkirkan Bahasan Politik
Hasil Analisis Kazee
Diagram Isu yang Sering Dibahas./Kazee Media Monitoring
Penggunaan istilah Nasdrun di Twitter menyita perhatian netizen. Namun sebanyak 30 persen menilai bahwa sebutan tersebut tidak baik. Kendati demikian terdapat sebanyak 28 persen warganet menyoroti pernyataan pihak yang menyayangkan Partai NasDem yang mengusung Anies.
Tak hanya itu, terdapat juga pihak yang menyoroti soal istilah Nasdrun yang disematkan karena dinilai NasDem keluar dari ideologi nasionalis yang selama ini dipegang. Namun, PAN menyayangkan istilah tersebut muncul di media sosial.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Grafik Pergerakan Data./Kazee Media Monitoring
Dalam periode waktu 6 hingga 11 Oktober 2022, topik mengenai Nasdrun mencapai puncaknya pada 11 Oktober 2022. Hal tersebut terjadi karena NasDem dinilai menjadi kadrun karena mendeklarasikan Anies sebagai capres 2024.
Persentase Analsisis Sentimen./Kazee Media Monitoring
Analisis sentiment dalam topik ini pada umumnya adalah negatif, yakni mencapai 55 persen. Hal itu terjadi karena netizen mengaku kecewa dengan keputusan NasDem yang dikenal nasionalis namun mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Baca Juga Ganjar Pranowo Diusung PSI Capres 2024, Netizen Soroti Cuitan Giring: Singkirkan Bahasan Politik
Sampel Tweet Warganet di Twitter./Kazee Media Monitoring
Terdapat sampel Tweet yang menyatakan jika dirinya menyarankan pihak tertentu untuk tidak mendukung NasDem karena dinilai pihak yang memecah belah bangsa Indonesia. Bahkan dirinya meminta pihak tertentu untuk tak mendukung Anies jika tidak ingin Indonesia seperti Suriah.
Kendati demikian, terdapat warganet yang mengutip pernyataan Waketum PAN soal istilah Nasdrun merupakan istrilah yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa. Ia meminta agar mengakhiri perihal adanya polarisasi politik di Indonesia.
Kata Kunci Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Kata kunci yang paling banyak digunakan dalam topik ini adalah Nasdrun, Nasdem, Anies Baswedan, dan partai.
Baca Juga Popularitas dan Elektabilitas Anies Baswedan, Ganjar di Pilpres 2024
Hashtag Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Tagar atau hashtag yang paling banyak dalam topik ini adalah good bye Anies, Anies presiden 2024, capres Anies Baswedan, Anies NasDem out, dan tenggelamkan NasDem.
Baca Juga Tragedi Kanjuruhan: PSSI, PT LIB, Indosiar Saling Tunjuk, Ini Kata Mahfud
Diagram Tokoh Terpopuler. Kazee Media Monitoring
Tokoh terpopuler dalam topik ini adalah.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Diagram Organisasi Terpopuler./Kazee Media Monitoring
Organisasi terpopuler dalam topik ini adalah.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan
Kesimpulan
Istilah Nasdrun atau NasDem kadrun yang muncul setelah deklarasi Anies Baswedan capres 2024, dinilai beberapa waketum parpol merupakan tindakan yang tidak baik. Kendati demikian, pihak NasDem mengaku tak masalah dengan istilah tersebut.
Menurut NasDem, istilah tersebut merupakan ekspresi dari pihak yang tak menyukai partai yang diketuai Surya Paloh tersebut. Namun PKS mengusulkan agar NasDem membiarkan hal tersebut, karena menurutnya hal tersebut merupakan promosi gratis.
Kendati demikian, warganet di Twitter pun tanggapannya beragam, jika dilihat dari sentimen, pada umumnya negatif, yakni mencapai 55 persen. Terdapat pihak yang kecewa dengan keputusan NasDem mengusung Anies sebagai capres 2024.
Pasalnya, netizen menganggap bahwa NasDem merupakan partai nasionalis, namun mengusung Anies yang diyakininya merupakan pihak yang menggunakan politik identitas dalam pilkada yang telah lalu. Terdapat warganet yang meminta untuk beberapa pihak menyudahi polarisasi.
Berita Terbaru |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
|
Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
|
PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
|
Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
|
Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
|
PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
|
PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
|
Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
|