PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Koalisi Perubahan 10 November Batal, NasDem, PKS, dan Demokrat Tetap Komunikasi./Instagram @aniesbaswedan
Sebelumnya terdapat wacana bahwa Partai Nasional Demokrat (NasDem) akan membangun koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat pada 10 November 2022 sebagai bentuk hadiah untuk NasDem yang ulang tahun pada 11 November 2022.
Namun koalisi yang disebut ‘perubahan’ tersebut harus batal terlaksana pada hari pahlawan, 10 November 2022. Adapun alasannya terkait koalisi perubahan yang gagal dideklarasikan pada hari pahlawan, 10 November 2022.
Koalisi Perubahan 10 November Batal
Menurut Willy Aditya selaku Ketua DPP Partai NasDem, koalisi perubahan tersebut gagal terlaksana pada 10 November 2022 dan kemungkinan akan dilakukan pada akhir tahun. "Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama," kata Willy Aditya pada 9 November 2022 [1].
Terkait alasan rencana deklarasi koalisi perubahan tersebut batal karena PKS masih harus menggelar rapat majelis syuro pada Desember nanti. Selah itu, AHY selaku Ketum Demokrat juga baru tiba di Indonesia pada 10 November 2022.
"Karena memang, satu, PKS akan rapat majelis syuro itu akhir tahun Desember artinya. Kedua, Mas AHY dan kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu," ujarnya.
Dalam hal ini, NasDem menghargai mekanisme yang ada di internal partai Demokrat dan PKS."Ya kita tunggulah ya, tentu kita harus menghormati mekanisme partai, bagaimana masing-masing partai," kata Willy Aditya.
Willy memastikan bahwasanya komitmen yang terbangun oleh masing-masing parpol calon penggagas koalisi perubahan, semakin mendekati kesepakatan. Ia mengatakan bila PKS, Demokrat, dan NasDem hanya tinggal menuangkan kesepahaman dalam kesepakatan formal.
"Setidak-tidaknya komitmen demi komitmen itu sudah semakin mengerucut, bagaimana kesepahaman tinggal dituangkan formal menjadi kesepakatan-kesepakatan bersama, gitu," ujar dia.
Deklarasi koalisi perubahan juga dikatakan Willy, paling cepat dilakukan akhir tahun. Namun kesepakatan pembentukan koalisi menurutnya tak harus selalu dengan deklarasi bersama, melainkan dengan kesepakatan secara satu per satu.
"Paling cepat akhir tahun. Tapi tidak tertutup kemungkinan one by one. Setelah NasDem, Demokrat, mungkin PKS. Jadi tidak mesti deklarasi bersama, tapi juga partai per partai, karena itu juga berbicara, kita mengutamakan satu, spirit-nya yang sama dengan nama 'Koalisi Perubahan'. Yang kedua adalah mana yang juga efektif skenario-skenario itu dalam tim kecil kami bahas," kata Willy.
PKS Jelaskan Tak Ada Keretakan
Muhammad Kholid yang merupakan Juru Bicara PKS menjelaskan bahwa pembatalan deklarasi koalisi dengan NasDem dan Demokrat pada 10 November 2022, bukan tanda keretakan. Dirinya mengatakan bahwa hal tersebut merupakan proses alami untuk mencapai kesepakatan.
"Mundurnya deklarasi tersebut bukan berarti tanda keretakan atau ancaman, tetapi ini merupakan proses alamiah dalam membangun koalisi. Karena inti dari koalisi adalah bertemunya titik kepentingan semua pihak yang akan berkoalisi," ucap Kholid pada 8 November 2022 [2].
Demokrat Ikut Buka Suara
Soal deklarasi koalisi perubahan yang batal dilakukan pada 10 November 2022, menurut Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, hal tersebut perlu waktu untuk persiapan. "Tentu butuh waktu dalam persiapannya," kata Herzaky pada 9 November 2022 [3].
Herzaky mengatakan bahwa momentum deklarasi perubahan bisa menjadi game changer yang mengubah kontestasi saat ini. Ia juga menjelaskan bahwa ada harapan besar dari masyarakat yang ditumpukan kepada PKS, NasDem, dan Demokrat.
"Rakyat sudah lelah terus didera kenaikan harga-harga, dari harga barang kebutuhan sehari-hari, bahan bakar minyak, listrik, gas, sedangkan penghasilan mereka tidak kunjung meningkat. Kesulitan ekonomi benar-benar rakyat rasakan dalam dua tahun terakhir ini," ucapnya.
Meski demikian, dirinya mengungkapkan bahwa koalisi masih membutuhkan kesepakatan yang menyeluruh, termasuk aspek bentuk perubahannya dan metode untuk mewujudkan hal tersebut. Namun ia juga mengatakan bahwa tim kecil ketiga partai tersebut masih melakukan penjajakan.
"Lalu, sosok seperti apa yang bisa mewujudkan dan mengawal program-program ini. Apa kriteria capres-cawapres paling tepat dan mekanisme penentuannya," ucap dia.
Hasil Analisis Kazee
Diagram Isu yang Sering Dibahas./Kazee Media Monitoring
Deklarasi koalisi perubahan yang batal dilakukan pada 10 November 2022, membuat salah satu warganet mencuit jika PKS yang memiliki elektabilitas lebih tinggi dari NasDem namun tak mendapatkan posisi RI 2, hal tersebut dikatakan aneh olehnya. Cuitan tersebut menjadi sorotan.
Adapun warganet yang memprediksi bahwa koalisi perubahan akan dideklarasikan pada 10 November 2022 dan diklaim akan memang pemilu 2024, meski akhirnya batal. Kabar mengenai masih terjalinnya komunikasi antara NasDem, PKS, dan Demokrat, juga turut menjadi sorotan.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Grafik Pergerakan Data./Kazee Media Monitoring
Kabar mengenai wacana koalisi perubahan, sudah ada sebelum 10 November 2022 meski pada akhirnya batal. Pembahasan soal koalisi perubahan lebih banyak diberitakan media pemberitaan dibandingkan di dalam platform Twitter.
Persentase Analsisis Sentimen./Kazee Media Monitoring
Meskipun koalisi perubahan batal dideklarasikan pada 10 November, sentimen positif masih lebih tinggi dibandingkan negatif, hal tersebut berkaitan dengan NasDem yang mengaku akan memberikan kejutan perihal siapa cawapres yang mendampingi Anies saat deklarasi koalisi.
Baca Juga Kabareskrim Diisukan Terlibat Tambang Ilegal, Diusut Sejak Ferdy Sambo jadi Kadiv Propam
Sampel Tweet Warganet di Twitter./Kazee Media Monitoring
Batalnya deklarasi koalisi NasDem, PKS, dan Demokrat menurut salah satu warganet, penyebab hal tersebut harus disampaikan ke publik. Dirinya juga mempertanyakan apakah ada kaitannya belum setujunya ‘bandar’ sebagaimana yang dikatakan Fahri Hamzah.
Ada juga yang melabeli koalisi perubahan dengan sebutan koalisi super kadrun. Ia menilai bahwa ketiganya sedang tawar menawar harga dan belum mencapai kesepakatan, atau memang tak setuju dengan pihak yang diusung. Ia mempertanyakan apakah hal itu tanda bubar.
Kata Kunci Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Kata kunci yang paling banyak digunakan dalam topik ini adalah Demokrat, NasDem, pilpres, PKS, capres, elektabilitas, koalisi, internal, diusung, Demokrat, dan presiden.
Hashtag Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Tagar atau hashtag yang paling banyak dalam topik ini adalah NasDem, Demokrat, Anies Presiden, Anies NasDem out, PKS, HTI dukung Anies, dan Anies Baswedan.
Baca Juga Ketua KPK Firli Bahuri Datangi Lukas Enembe, Warganet Singgung Langgar Hukum
Diagram Tokoh Terpopuler. Kazee Media Monitoring
Tokoh yang paling sering disebut dan berkaitan dengan topik ini adalah.
Anies Baswedan sebesar 31 persen, ia di-mention sebanyak 765 kali oleh media pemberitaan berdasarkan data yang diperoleh dari Kazee media monitoring. Adapun AHY Ketum Demokrat mendapatkan mention sebanyak 264 kali.
Jokowi selaku Presiden RI mendapatkan mention di media pemberitaan sebanyak 243 kali. Sedangkan Willy Aditya yang merupakan Ketua DPP Partai NasDem disebut 236 kali dalam media pemberitaan atau news.
Prabowo Subianto 192 kali, Ganjar Pranowo 172 kali, Ahmad Heryawan 161 kali, dan Herzaky Mahendra Putra 109 kali.
Deretan tokoh terpopuler merupakan beberapa orang yang namanya paling banyak disebut oleh media pemberitaan atau news yang berkaitan dengan topik atau isu berdasarkan sistem yang dimiliki Kazee media monitoring.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Diagram Organisasi Terpopuler./Kazee Media Monitoring
Organisasi terkait dengan topik ini adalah.
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan
Kesimpulan
Batalnya deklarasi koalisi perubahan pada 10 November 2022 yang dilakukan NasDem, PKS, dan Demokrat, mengundang tanya dari beberapa pihak, termasuk warganet di Twitter. Terdapat salah satu warganet yang meminta alasan ketiganya gagal deklarasi koalisi perubahan pada 10 November.
Meski demikian, PKS dan Demokrat mengatakan bahwa deklarasi koalisi perubahan yang batal dideklarasikan pada 10 November 2022, karena memang masih diperlukan komunikasi yang intens antara ketiganya dan hal tersebut sedang dilakukan.
Adapun pihak NasDem menjelaskan bahwa koalisi perubahan diprediksi akan deklarasi pada akhir tahun, mengingat PKS perlu melakukan kegiatan internal terlebih dahulu sebelum menentukan arah koalisi politiknya dan dalam hal ini, NasDem menghargai keputusan masing-masing partai.
Berita Terbaru |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
|
Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
|
PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
|
Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
|
Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
|
PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
|
PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
|
Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
|