PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Beras Bansos Presiden Jokowi yang Dikubur./freepik rawpixel.com
Warga Depok dikejutkan dengan penemuan beras bantuan sosial (bansos) Presiden Jokowi di bawah tanah salah satu warga. Adapun lokasi penemuan beras bansos tersebut di lapangan Sukmajaya, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Beras bansos Presiden Jokowi tersebut ditemukan pada 29 Juli 2022 oleh warga setempat yang merupakan ahli waris dari tanah tersebut, dirinya mengaku bahwa mengetahui perihal beras bansos yang dikubur di bawah tanah miliknya dari orang dalam JNE (ekspedisi).
"Saya dapat informasi dari orang dalam JNE, ada pemendaman sembako, kemudian saya telusuri," kata Rudi Samin, dikutip dari TV One News, 3 Agustus 2022.
Sebelumnya, Rudi Samin menggali tanah di lapang tersebut secara manual, namun tidak menemukan beras bansos Presiden Jokowi tersebut, hingga pada akhirnya ia menyewa eskavator atau alat berat untuk menggali tanah miliknya.
"Saya cari menggunakan manual tanggal 25 Juli mulanya tidak dapat. Karena penasaran, maka saya sewa yang namanya beko (eskavator) selama 25 jam. Betul atau tidak di sini. Hari ketiga tanggal 29 Juli jam 2 siang saya temukan," papar Rudi.
Pihak Ekspedisi Sebut Penguburan Beras Bansos Presiden Jokowi Sesuai Prosedur
Menurut pihak JNE selaku ekspedisi beras bansos Presiden Jokowi, beberapa karung beras yang dikubur tersebut karena kualitasnya sudah rusak dan tidak layak untuk dibagikan. Pihaknya juga menjelaskan bahwa hal tersebut bukan sebuah pelanggaran.
"Terkait dengan pemberitaan temuan beras bantuan sosial di Depok, tidak ada pelanggaran yang dilakukan, karena sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ucap Eri Palgunadi selaku VP of Marketing JNE.
Pemilik Lahan Cekcok dengan Pihak Kuasa Hukum JNE
Saat pihak Polda Metro Jaya dan JNE mendatangi lokasi penguburan beras bansos Presiden Jokowi di Depok, Rudi Samin selaku pemilik tanah sempat berdebat dengan pihak kuasa hukum JNE, Anthony Djono. Kuasa hukum menjelaskan bahwa beras tersebut milik JNE.
"Beras yang hari ini Saudara lihat dikubur, itu bukan beras bansos, itu adalah beras milik JNE. Kenapa dikubur? Karena beras itu sudah rusak," kata Anthony, dikutip dari Detik.
Lalu kuasa hukum JNE pun menjelaskan alasan menguburkan beras tersebut. "Setelah beras dari gudang Bulog diambil, dalam perjalanan ada yang kena hujan. Sehingga itu biasalah basah, ada berjamur, itu sudah tidak layak konsumsi," ujarnya.
"Tidak mungkin beras rusak kita salurkan kepada masyarakat. Tidak mungkin beras rusak kita kasih kepada penerima manfaat," tambahnya.
Hal tersebut membuat JNE selaku pihak ekspedisi atau transporter bertanggung jawab untuk mengganti beras bansos Presiden Jokowi tersebut.
Baca Juga Beras Bansos Presiden Jokowi Dikubur di Depok, Ini Penjelasan JNE
"Transporter kami bertanggung jawab, kita ganti semua beras yang rusak. Ada nggak penerima manfaat yang komplain? Sampai hari ini tidak ada. Kita sudah ganti semua. Jadi tidak ada kerugian sedikit pun," tuturnya.
Pemilik lahan pun menanyakan alasan pihak JNE menguburkan beras bansos Presiden Jokowi tersebut di lahan miliknya. Kuasa hukum JNE pun menganalogikan jika sepatu miliknya sudah tidak layak, akan menguburkan di mana saja.
"Besok kita jelasin (alasan penguburan di sini). Saya kasih contoh sederhana, kalau sepatu saya sudah rusak, saya tidak suka sama sepatu saya, ini kan milik saya. Mau saya kubur di mana itu hak saya," tuturnya.
Mendengar hal tersebut, Rudi selaku pemilik lahan pun tidak terima. "Salah, kalau mau dikubur di mana, hak siapa?" timpal Rudi Samin. Lalu kuasa hukum JNE pun menjelaskan jika ingin berdebat, pengadilan merupakan tempat yang tepat.
Kasus Beras Bansos Presiden Jokowi Diambil Alih Polda Metro Jaya
Sebelumnya, kasus penemuan beras bansos Presiden Jokowi ditangani oleh Polres Metro Depok, namun saat ini, sudah diambil alih oleh Polda Metro Jaya. Hal tersebut menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya sebagai bentuk keseriusan untuk mengungkap persoalan.
"Terkait dengan kasus beras bansos yang di Depok itu jadi penanganan kasus ini akan dilakukan oleh Polda Metro Jaya dalam hal ini dipimpin Dirkrimsus Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan [1].
Dijelaskan oleh Ditreskrimsus Polda Metro Jaya bahwa beras bansos Presiden Jokowi tersebut sebanyak 3,4 ton. "Hasil sementara yang kami dapat dari keterangan JNE, itu 3,4 ton," kata Kombes Auliansyah [2].
Pihak Kemenko PMK dan Bulog Satu Suara Soal Beras Bansos yang Dikubur
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menjelaskan bahwa alasan beras bansos Presiden Jokowi dikubur di depok karena sudah tidak layak dikonsumsi oleh penerima manfaat bansos.
"Pada saat ditimbun, kondisinya tidak layak dikonsumsi karena rusak dalam perjalanan menuju keluarga penerima manfaat," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Andie Megantara [3].
Selain Kemenko PMK, Badan Urusan Logistik (Bulog) juga menjelaskan alasan yang sama dengan JNE dan Kemenko PMK, menurut Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaludin Iqbal, tidak ada warga yang dirugikan atas dikuburkannya beras bansos Presiden Jokowi
"Dalam program tersebut tidak ada warga yang dirugikan, mengingat hasil evaluasi dan monitor yang dilakukan Bulog, termasuk peran pengantarnya pada saat itu berjalan baik sebagai mana mestinya," kata Iqbal [4].
Muhaimin Iskandar dan Ridwan Kamil Komentari Temuan Beras Bansos yang Dikubur
Muhaimin Iskandar selaku Wakil Ketua DPR RI menyarankan agar temuan beras bansos yang dikubur dan dikabarkan membusuk ini perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh, karena terdapat adanya indikasi prosedur penyaluran bansos yang tidak sesuai.
"Temuan beras bansos yang membusuk ini harus dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Sebab, ini mengindikasikan prosedur penyaluran bansos tidak sesuai ketentuan sehingga berdampak pada adanya masyarakat tidak mendapatkan bansos yang menjadi haknya," kata Cak Imin [5].
Adapun Gubernur Jabar, Ridwan Kamil terkait penemuan beras bansos yang dikubur di lahan milik warga, mempertanyakan apakah kerusakan terhadap beras tersebut terjadi sejak awal atau terdapat unsur kesengajaan dirusakan. Dirinya mendorong proses hukum.
"Saya minta diteliti, apakah barangnya rusak dari awal, atau rusak diperjalanan atau dirusakan. Kita tidak ada yang tahu," kata Ridwan Kamil.
"Pertanyaan saya tadi, rusaknya di mana? di awal, di tengah atau di akhir? Nah, itu kalau bisa prosedur hukum menyelidiki itu," lanjutnya [6].
Hasil Analisis Kazee
Hasil analisis dari Kazee terkait topik bansos beras Presiden Jokowi yang dikubur membuat netizen di Twitter menyoroti pihak ekspedisi, yakni JNE sebesar 32 persen. JNE menjelaskan bahwa mekanisme penguburan beras bansos Presiden Jokowi sudah sesuai prosedur.
Diagram Isu yang Sering Dibahas./Kazee Media Monitoring
Lalu 27 persen warganet menyoroti tentang Polda Metro Jaya yang mengusut temuan beras bansos Presiden Jokowi tersebut, 14 persen netizen tertuju pada DPR yang meminta Kemensos usut temuan beras bansos Presiden Jokowi tersebut.
Sembilan persen terhadap Ridwan Kamil yang mendukung upaya pengusutan hukum, 8 persen warganet yang menyoroti beras bansos Presiden Jokowi yang diduga dikubur sejak tahun 2021, dan 7 persen terkait Kemenko PMK yang akan usut temuan tersebut.
.*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Grafik Pergerakan Data./Kazee Media Monitoring
Untuk data yang dikumpulkan terkait topik beras bansos Presiden Jokowi dari media pemberitaan dan Twitter, mencapai puncaknya pada 2 Agustus. Hal tersebut karena sejak penemuan beras bansos Presiden Jokowi (29 Juli 2022) mulai mendapatkan perhatian dari stakeholders.
Adapun total datanya mencapai 1.820 item, diantaranya terdiri dari media pemberitaan sebanyak 1.320 item dan 474 item dalam platform Twitter. Periode data terkait topik ini dari tanggal 29 Juli sampai dengan 2 Agustus 2022.
Baca Juga Presiden Jokowi Perintahkan Mahfud MD Bahas RKUHP dengan Masyarakat
Persentase Analsisis Sentimen./Kazee Media Monitoring
Analisis sentimen menunjukan bahwa 7 persen merupakan sentimen positif, 87 persen sentimen negatif, dan 6 persen sentimen netral. Pada umumnya, sentimen negatif berasal dari media pemberitaan online dan Twitter.
Sampel Tweet Warganet di Twitter./Kazee Media Monitoring
Perihal sampel Tweet dari netizen, terdapat sentimen positif, negatif, dan netral. Untuk sentimen yang netral, dirinya mengharapkan informasi yang jelas perihal beras bansos Presiden Jokowi yang dikuburkan tersebut. Terdapat sentimen negatif yang mengaitkan dengan organisasi tertentu.
Kata Kunci Sesuai Topik Pemberitaan./Kazee Media Monitoring
Kata kunci yang paling sering digunakan adalah bansos, presiden, dikubur, polri, korupsi, dan timbunan.
Baca Juga Nancy Pelosi Kunjungi Taiwan Buat Hubungan dengan China Panas
Diagram Tokoh Terpopuler. Kazee Media Monitoring
Berikut merupakan tokoh terpopuler terkait topik beras bansos Presiden Jokowi yang dikubur adalah sebagai berikut:
Diagram Organisasi Terpopuler./Kazee Media Monitoring
*disclaimer: terdapat data yang tidak ditampilkan.
Viralnya temuan beras bansos Presiden Jokowi membuat seluruh stakeholder mempertanyakan hal tersebut. Salah satunya adalah Ridwan Kamil selaku Gubernur Jabar. Namun pihak JNE, Bulog, Kemenko PMK telah menjelaskan bahwa beras bansos Presiden Jokowi yang dikubur merupakan beras yang sudah tidak layak.
Temuan tersebut juga membuat pemilik lahan dengan kuasa hukum JNE sempat cekcok. Itu terjadi karena kuasa hukum JNE menganggap bahwa menguburkan beras bansos Presiden Jokowi bukanlah pelanggaran, melainkan hak. Namun pemilik lahan tidak setuju dengan pernyataan kuasa hukum JNE.
Kendati demikian, temuan beras Presiden Jokowi membuat warganet di Twitter menyoroti pernyataan pihak ekspedisi yang menilai bahwa tindakannya tidak menyalahi prosedur. Tak hanya itu, topik mengenai beras bansos Presiden Jokowi yang dikuburkan mendapat sentimen negatif yang tinggi, yakni 87 persen.
Berita Terbaru |
PRO KONTRA: Kritik Rocky Gerung untuk Jokowi
Senin, 07 Agustus 2023
|
Prabowo Subianto Didukung PKB Capres 2024: Tambahan Kekuatan
Senin, 31 Juli 2023
|
Pilpres 2024: Keberlanjutan Ganjar, Prabowo atau Perubahan Anies?
Senin, 24 Juli 2023
|
PRO KONTRA: RUU Kesehatan Disahkan?
Senin, 17 Juli 2023
|
Prabowo Subianto Temui Cak Imin, Soal Pilpres 2024?
Senin, 10 Juli 2023
|
Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung Sebagai Saksi Kasus Korupsi di Kominfo
Selasa, 04 Juli 2023
|
PRO KONTRA: SBY buat Buku Tentang Pilpres 2024 dan Cawe-cawe?
Jumat, 30 Juni 2023
|
PRO KONTRA: Wacana Kaesang Maju jadi Cawalkot Depok
Rabu, 28 Juni 2023
|
Ada Upaya Anies Baswedan ‘Dijegal’ KPK Jelang Pilpres 2024?
Senin, 26 Juni 2023
|